Kamis, 10 Desember 2015

Seni Musik : Tangga Nada

Tangga nada ditulis dengan abjad “A” sampai “G”, selain abjad itu ga tau deh tangga yang mana. Ada yang disebut dengan “Tangga nada dasar” dan ada yang disebut dengan “tangga nada # (baca: kruis/kres) atau b (baca: mol)”. Mol ini kayak huruf ‘b’ rada-rada miring dikit. Nantinya baik tangga nada kres atau mol mulai dari 1 kres/mol sampai 7 kres/mol.
Tangga Nada Dasar

Tangga nada dasar adalah tangga nada dengan nada dasar 1 (baca: do) = C. Kenapa tangga nada ini disebut dasar, karena pada tangga nada ini tidak ada kres/mol. Dan dari tangga nada inilah semua perhitungan kres/mol dimulai.

Tangga nada 1=C bila ditulis menjadi : C-D-E-F-G-A-B-ke C lagi (kayak lagunya Kuburan). Dengan menulis tangga nada yg ditulis “do sama dengan” bisa diartikan sebagai tangga nada mayor. Kalau tangga nada minor ditulis bukan dengan “do sama dengan”, melainkan umumnya “la sama dengan”.
Di setiap tangga nada mayor berlaku sebuh hukum yang namanya hukum jarak yaitu : tu-tu-nga-tu-tu-tu-nga (ini kata guru gw waktu smp) artinya: satu-satu-setengah-satu-satu-satu-setengah. Dari mana jarak satu atau setengah ini. Bila dijabarkan yang tutungatututunga tadi menjadi : jarak C ke D = 1, D ke E = 1, E ke F = 1/2, F ke G = 1, G ke A = 1, A ke B = 1, dan B ke C lagi = 1/2. jadi yang berjarak setengah di tangga nada ini adalah dari E ke F dan B ke C.

Kalau tangga nada mayor rumusnya tu-tu-nga-tu-tu-tu-nga, kalau yang minor rumusnya: tu-nga-tu-tu-nga-tu-tu. Sehingga di tangga nada dasar minornya adalah : A-B-C-D-E-F-G-A
Gimana penerapan soal jarak di alat musik? Kalau di gitar jarak dari satu fret ke fret berikutnya adalah setengah. Jadi kalau mau naikin satu nada tinggal digeser aja 2 fret. Kalau di orgen, keyboard, atau piano jarak setengah adalah jarak dari tuts putih ke tuts hitam sesudah/sebelumnya, namun bila di antara 2 tuts putih tidak ada tuts hitam (B ke C dan E ke F) maka dihitung sebagai satu jarak.
Tangga Nada Kres/Mol

Kres digunakan untuk menaikkan nada setengah, kalau mol digunakan untuk menurunkan nada setengah. Contoh C# adalah C naik setengah. Nada C# ini sama dengan Db, karena Db adalah nada D turun setengah. Karena jarak C ke D adalah satu, maka C#=Db.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, tangga nada kres ada 7 mulai dari tangga nada 1# sampai 7#. Rumusnya adalah: untuk menentukan nada dasar tangga nada 1# diambil dari nada kelima tangga nada dasar. UNtuk menentukan nada dasar tangga nada 2# diambil dari nada kelima tangga nada 1#, dst. Sehingga bila diurutkan menjadi :

Tangga nada dasar : C-D-E-F-G-A-B-C
Tangga nada 1# : G-A-B-C-D-E-F#-G
Untuk menentukan nada-nadanya pake rumus tutungatututunga di atas.
Uraiannya : G ke A =1, A ke B = 1, B ke C = 1/2, C ke D = 1, D ke E = 1, E ke F# = 1, dan F# ke G = 1/2.
Tangga nada 2# : D-E-F#-G-A-B-C#-D
Tangga nada 3# : A-B-C#-D-E-F#-G#-A
Tangga nada 4# : E-F#-G#-A-B-C#-D#-E
Tangga nada 5# : B-C#-D#-E-F#-G#-A#-B
Tangga nada 6# : F#-G#-A#-B-C#-D#-E#-F#
Tangga nada 7# : C#-D#-E#-F#-G#-A#-B#-C#

Terhenti sampai 7# gan, karena semua nadanya udah jadi #, sebenernya masih bisa dilanjutin, cuma nanti ada nada yang ## (dobel kres).
Tangga nada dasar : C-D-E-F-G-A-B-C
Tangga nada 1b : F-G-A-Bb-C-D-E-F
Tangga nada 2b : Bb-C-D-Eb-F-G-A-Bb
Tangga nada 3b : Eb-F-G-Ab-Bb-C-D-Eb
Tangga nada 4b : Ab-Bb-C-Db-Eb-F-G-Ab
Tangga nada 5b : Db-Eb-F-Gb-Ab-Bb-C-Db
Tangga nada 6b : Gb-Ab-Bb-Cb-Db-Eb-F-Gb
Tangga nada 7b : Cb-Db-Eb-Fb-Gb-Ab-Bb-Cb
Tentang Chord/Kord/Akor/Akord

Misalnya: kalau tangga nada C, chord I-nya terdiri dari nada C,E, dan G. Jadi jangan disebut do, mi, sol, tapi C,E,G.
Chord II terdiri dari nada ke-2, ke-4, dan ke-6
Chord III terdiri dari nada ke-3, ke-5, dan ke-7
Chord IV terdiri dari nada ke-4, ke-6, dan ke-1 (mestinya sih nada ke-8, tapi karena setelah nada ke-7 balik lagi ke-1 jadi kita sebut aja nada ke-1)
Chord V terdiri dari nada ke-5, ke-7, dan ke-2
Chord VI terdiri dari nada ke-6, ke-1, dan ke-3
Chord VII terdiri dari nada ke-7, ke-2, dan ke-4
Chord I rumus jaraknya 2 – 1,5
Chord II rumus jaraknya 1,5 – 2
Chord III rumus jaraknya 1,5 – 2
Chord IV rumus jaraknya 2 – 1,5
Chord V rumus jaraknya 2 – 1,5
Chord VI rumus jaraknya 1,5 – 2
Chord VII rumus jaraknya 1,5 – 1,5
Chord I terdiri dari C,E,G (jarak dari C ke E = 2, dan dari E ke G = 1,5)
Chord II terdiri dari D,F,A
Chord III terdiri dari E,G,B
Chord IV tediri dari F,A,C
Chord V terdiri dari G,B,D
Chord VI terdiri dari A,C,E
Chord VII terdiri dari B,D,F
Chord I : D,F#,A
Chord II : E,G,B
Chord III : F#,A,C#
Chord IV : G,B,D
Chord V : A, C#, E
Chord VI : B, D, F#
Chord VII : C#, E, G
Chord Mayor (biasanya dilambangkan huruf romawi besar) rumus jaraknya 2 – 1,5
Chord Minor (lambangnya huruf kecil) rumus jaraknya 1,5 – 2
Chord Augmented (lambangnya +, atau suka disingkat aug) rumus jaraknya 2 – 2
Chord Diminished (lambang nya huruf o kecil kayak lambang derajat atau suka disingkat dim) rumus jaraknya 1,5 – 1,5

C7 : C,E,G, dan Bb (B mol), rumus jaraknya 2 – 1,5 – 1,5. chord 7 ini sering dipake di lagu2 country.
C maj7(ada yang nyebut juga seventh chord) : C,E,G,B, rumus jaraknya 2 – 1,5 – 2. chord maj7 ini biasanya banyak digunakan di lagu2 jazz. CMIIW
Cmin (kadang2 ditulis “c”, chord minor suka dilambangkan dengan huruf kecil) : C,Eb,G rumusnya 1,5 – 2.

C min7 : C,Eb,G,Bb, rumusnya 1,5 – 2 – 1,5.
Caug : C,E,G#, rumusnya 2 – 2
Cdim : C,Eb,F# (kadang ditambahin A), rumusnya 1,5 – 1,5 – 1,5
Csus4 (sus=suspended) : C,F,G rumusnya 2,5 – 1. Biasanya setelah chord sus disambung dengan chord dasarnya, misal setelah Csus4 dilanjutkan dengan chord C. Kalo berdiri sendiri tidak ditulis dengan Csus4 melainkan “C11” (Ce sebelas). Kenapa sebelas? Karena nada F kalau diurut merupakan nada ke-11.

Begitu juga dengan Csus2 biasanya disambung dengan C. Kalo berdiri sendiri ditulis C9.
Juga ada C5 yang terdiri dari nada C,G, dan C.
Adalagi C6 dimana chord C dasar ditambah nada A (nada ke-6 diitung dari C)
banyak bgt manfaatnya klo kita mainin scale dg baik dan benar
-main scale dg picking yg bener (alternate up-down up-down)
-fingering tangan kiri sesuai/pas pada posisi-nya
nada : C D E F G A B C
jari tangan kiri : 1 2 3 4 5 3 4 5
jari tangan kanan : 1 2 3 1 2 3 4 5
stlh mainin scale jgn lupa sekalian aja mainin triad-nya
misal scale C Maj : C D E F G A B C
Triad C Maj : C E G – E G C – G C E dst
|———4——-4———-||
|——-5———–5——–||
|—–7—————7——||
|—6——————-6—-||
|-5———————–5–||
|———–4———4————||
|——-5—–5—–5—–5——–||
|—7—–7————-7—–7—-||
|—–6———————6——||
|-5—————————–5–||

Sehingga bila diteruskan menjadi :
Sedangkan untuk tangga nada mol rumusnya nada dasar diambil dari nada keempat tangga nada sebelumnya, dan rumus urutannya seperti di atas juga (tutungatututunga). Sehingga urutannya begini:
sama seperti di atas juga, masih bisa dilanjutkan tapi jadi ribet nanti.
Untuk tangga nada minor baik kres maupun mol berlaku rumus yang sama untuk penentuan nada dasarnya, hanya yang berbeda rumus jaraknya memakai formula tungatutungatutu.

Chord bisa dibilang tiga nada atau lebih yang dibunyikan secara bersamaan. Jadi kalau 4 atau 5 nada dibunyikan bersamaan bisa juga dibilang chord. Menurut ilmunya yg pernah gw baca, ada yang namanya chord tonika, sub tonika, median, dominan, subdominan, sub median, dan satu lagi yg gw lupa namanya. Hehehe. Introduktor kalo ga salah. Tapi kayaknya ribet kalo kita persoalkan nama2 resminya. Mending kita langsung praktisnya aja.
Jadi ada yang namanya chord I sampe VII
Chord I terdiri dari nada pertama, ketiga, dan kelima dari suatu tangga nada.


Pada setiap chord I-VII ini juga berlaku rumus jarak (penjelasannya nyusul yak! J)
Jadi jika kita gunakan tangga nada C (do=C) aturan ini menjadi :
Nah misalnya kita pake tangga nada D (do=D) jadinya :
Nah sekarang secara garis besar chord terdiri dari 4 macam dan ada rumus jaraknya :
Jadi bila kita kembali ke bahasan di atas soal chord I-VII tadi bisa disimpulkan kalo chord I,IV, dan V adalah chord mayor. Chord II,III, dan VI adalah chord minor. Dan chord VII adalah chord diminished.
Pengembangan selanjutnya macam2 chord di atas ini jadi buanyak banget, semisal chord 7, mayor 7, minor 7, sus 4 , chord 9, chord 11, dll. Coba kita bahas satu persatu, biar praktis n gampang kita pake aja chord C….
Chord C dasar : C,E,G (jarak 2 – 1,5)

GITAR

PIANO

arpegio = nada2 pembentuk chord yg di mainnin satu satu…
Cth Chord A diminished = A C Es
|———–5-8-5————||
atau bs jg kita mainkan
|—————5-8—————-||


Sumber: https://rumahmusikpati.wordpress.com/tag/tangga-nada/

Senin, 07 Desember 2015

Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut ( Soejadi, 1999 : 88- 90) :

1.      Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :

a.       Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya;

b.      Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.

Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuhtumbuhan dan merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-NYA yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu sendiri.

2.      Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain sebagai berikut :

·         -Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban asasinya;
·         -Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan;
·         -Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan.

Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari  yaitu:

dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuanketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558). 
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam 
Pasal 5 ayat (1) sampai ayat (3); 
Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) 
Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2). 

Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; 

dalam ayat (2) dikatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; 

dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan dengan cara :

1.      Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;
2.      Menumbuhkembangkan kemampauan dan kepeloporan masyarakat;
3.      Menumbuhkan ketanggapsegeraan masya-rakat untuk melakukan pengwasan sosial;
4.      Memberikan saran pendapat;
5.      Menyampaikan informasi dan/atau menyam-paikan laporan

3.      Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

·         -Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);
·         -Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa;
·         -Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).

Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan. Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohon-pohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu. Bukankah hal ini sudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan sehari-hari.

4.      Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati, yakni:

·         -Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;
·         -Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;
·         -Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama;
·         -Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil rakyat.
Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain :
·       Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
·         Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
·         Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
·         masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

5.      Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain :

a.       Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya;
b.      Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
c.       Keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak milik orang lain;

·         -Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia;
·         -Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspekaspek pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam. Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 : 40) :

·             Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi;
·             Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan pengunaan dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan;
·             Mendelegasikan secara betahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan ling-kungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan undangundang;
·             Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseim-bangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-undang;
·             Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan

Minggu, 06 Desember 2015

Dinamika Penduduk

   Indonesia merupakan yang padat penduduknya, dengan kondisi seperti ini Indonesia banyak dilanda permasalahan. Antara lain masalah ekonomi, sosial, sampai pada masalah lingkungan hidup sehingga banyak rakyat miskin di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, akan disampaikan ulasan materi sebagai berikut.

A.  Pertumbuhan Pendudukan
               
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki potensi sumber daya manusia sangat besar. Setiap detik terjadi perubahan pada data kependudukan yang disebabkan oleh adanya kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Kondisi inilah yang disebut sebagai dinamika kependudukan Indonesia.
               Sehingga dapat diartikan, dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu, kelahiran (nartalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan (migrasi).
               Data jumlah penduduk diperoleh melalui sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk. Sensus Penduduk atau cacah jiwa yaitu penghitungan jumlah penduduk oleh Pemerintah dalam jangka waktu tertentu secara serentak. Sensus penduduk dilaksanakan tiap 10 tahun dan dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kegiatan sensus penduduk meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data-data kependudukan. Data yang disajikan mencakup data demografi, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.
      Sensus penduduk terdiri dari dua, yaitu:
      •        Sensus de facto yaitu penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk yang berada di suatu wilayah ketika sensus dilaksanakan.
      •        Sensus de yure yaitu penghitungan/pencacahan terhadap penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah pelaksanaan sensus.

               Survei penduduk, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan pada waktu dan tempat tertentu. Survei yang dilakukan meliputi survei ekonomi nasional, survei angkatan kerja nasional dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Sedangkan registrasi yaitu proses kegiatan pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal dan perubahan pekerjaan secara rutin. Pencatatan ini terutama dilakukan di tingkat pemerintah terendah yaitu kelurahan.
               Kompleksitas dinamika penduduk memunculkan berbagai permasalahan kependudukan. Beberapa masalah kependudukan yang muncul antara lain pertumbuhan, persebaran, dan kualitas penduduk.      Jumlah penduduk setiap saat dapat bertambah atau berkurang, tetapi bisa juga tetap. Ada dua faktor yang menambah jumlah penduduk.

      a.      Faktor alami (natural increase)
               Pertumbuhan penduduk alami yaitu pertumbuhan penduduk yang dapat di hitung jumlahnya berdasarkan selisih antara tingkat kelahiran dan tingkat kematian.
      Rumus: Pn = Po + ( L – M )
      Keterangan:
      Pn = Jumlah penduduk pada tahun tertentu (setelah penambahan).
      Po = Jumlah penduduk pada awal tahun hitungan (sebelum penambahan).
      L = Lahir (kelahiran).
      M = Mati (kematian).
               Migrasi juga dapat dihitung jumlahnya berdasar selisih jumlah imigrasi dan emigrasi.
      Rumus: Pn = Po + (Mi – Mo)
      Keterangan:
      Pn = Jumlah penduduk pada tahun tertentu (setelah penambahan)
      Po = Jumlah penduduk pada awal tahun hitungan (sebelum penambahan).
      Mi = Migrasi masuk
      Mo = Migrasi keluar

      b.      Faktor sosial (social increase)
               Yaitu pertambahan penduduk yang disebabkan yang diperoleh dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi, di hitung dengan rumus berikut:
      Rumus: Pn = Po + {(L – M)+(Mi – Mo)}
      Ada dua cara mengukur pertumbuhan penduduk :
      1.      Pertumbuhan penduduk per decade, yaitu persentase pertumbuhan penduduk dalam jangka waktu sepuluh tahun.
      2.      Pertumbuhan penduduk per periode, yaitu pertumbuhan penduduk dihitung tiap tahun, dengan rumus : Pn = Po + (1 – r)n
      Keterangan:
      Pn     = Jumlah penduduk pada tahun tertentu
      Po     = Jumlah penduduk pada awal tahun hitungan
      r        = Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)
      n       = Jumlah tahun antara o hingga n

B.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertambuhan Penduduk.

            
1. Kelahiran (nartalitas) :
               a. Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/ CBR), Ialah banyaknya kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun.

           
                    Keterangan :
                    CBR  : Tingkat kelahiran kasar
                    B        : Jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu
                    P        : Jumlah penduduk (populiasi) pada pertengahan tahun
                    K        : Konstanta (1000)

                    Angka kelahiran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
                    1. Rendah, apabila CBR kurang dari 20
                    2. Sedang, apabila CBR antara dari 20 – 30
                    3. Tinggi, apabila CBR lebih dari 30

               b. Angka kelahiran menurut umur (Age Specific Birth Rate/ ABSR), Ialah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1000 wanita golongan umur tertentu per tahun.

                   

                    Keterangan :
                    ASBRx   : Tingkat kelahiran khusus kelompok umur x
                    Bx           : Jumlah anak yang lahir dari wanita umur x
                    P             : Jumlah wanita pada kelompok umur x
                    X            : Umur wanita pada kelompok tertentu
                    K            : Bilangan Konstanta (1000)

            2. Kematian (mortalitas) :
               a. Angka kematian kasar (Crude Death Rate/ CDR), Ialah angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.

                   

                    Keterangan :
                    CDR  : Tingkat Kematian kasar
                    D        : Jumlah kematian
                    P        : Jumlah penduduk (populiasi) pada pertengahan tahun
                    K        : Konstanta (1000)
                    Angka kematian dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
                    1. Rendah, apabila CDR kurang dari 10
                    2. Sedang, apabila CDR antara dari 10 – 20
                    3. Tinggi, apabila CDR lebih dari 20

               b. Angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ ASDR), Ialah Banyanknya angka kematian pada kelompok umur tententusetiap 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama.

                   


                    Keterangan :
                    ASBRx   : Tingkat kematian khusus kelompok umur x
                    Dx            : Jumlah kematian pada kelompok umur x
                    P             : Jumlah penduduk kelompok umur x pada pertengahan tahun
                    K            : Bilangan Konstanta (1000)

  3. Perpindahan penduduk (Migrasi), 
yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah atau nagara ke daerah atau negara lain.
            a.     Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan antar negara. Migrasi Internasional di bedakan menjadi Imigrasi dan Emigrasi.
                    1)             Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke dalam suatu Negara lain dengan tujuan menetap di negara yang dituju.
                    2)             Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain dengan tujuan menetap di negara yang dituju.
                    3) Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk untuk kembali ke Negara asalnya.
            b.     Migrasi Nasional, yaitu proses perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
                    1)   Transmigrasi, yaitu perpindahan dari salah satu pulau/provinsi untuk menetap di pulau/provinsi lain dalam wilayah negara.
                    2)   Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar.
                    3)   Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari perkotaan ke daerah pedesaan.

      C.     Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Kelahiran dan Kematian.

               * Kelahiran (nartalitas)
               Faktor-faktor pronartalitas (pendorong kelahiran)
               1.  Kawin usia muda
               2.  Anggapan banyak anak banyak rezeki
               3.  Anak sebagai penentu status sosial keluarga
               4.  Tingkat kesehatan yang rendah menyebabkan orang tua cenderung mempunyai banyak anak sebagai cadangan.
               Faktor-faktor antinartalitas (penghambat kelahiran)
               1.  Adanya program keluarga berencana (KB)
               2.  Penundaan usia kawin muda
               3.  Adanya undang-undang perkawinan
               4.  Pembatasan tunjangan anak bagi pegawai negeri

               * Kematian (mortalitas)
               Faktor-faktor promortalitas (pendorong kematian)
               1.  Fasilitas kesehatan yang belum memadai
               2.  Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
               3.  Bencana alam yang meminta korban jiwa
               4.  Peperangan, kecelakaan lalulintas, dan pembunuhan / bunuh diri
               Faktor-faktor antimortalitas (penghambat kematian)
               1.  Fasilitas kesehatan yang memadai
               2.  Kesadaran yang tinggi masyarakat terhadap  pentingnya kesehatan
               3.  Lingkungan yang bersih dan sehat
               4.  Keadaan gizi yang baik
               5.  Ajaran agama yang melarang untuk bunuh diri

D.  Tingkat Kepadatan Penduduk Tiap-Tiap Provinsi dan Pulau-Pulau di Indonesia
                    Kepadatan penduduk (population density) adalah perbandingan jumlah penduduk di suatu daerah dengan luar daerah dalam satuan luas tertentu, seperti kmdan per mil2. Kepadatan penduduk berbeda-beda antara daerah satu dengan lainnya. Faktor geografis yang mempengaruhi kepadatan penduduk satu daerah dengan dearah lain, di antaranya adalah :
                    1)    Kesuburan tanah yang berbeda        4) lokasi
                    2)    Topoggrafi (relief)                            5) Air
                    3)    Iklim                                                 6) Sosial ekonomi
                    Kepadatan penduduk dapat di golongkan menjadi kepadatan penduduk umum (aritmatik), kepadatan penduduk agraris dan kepadatan ekonomis.
              1)   Kepadatan penduduk umum, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk dengan setiap 1 km2  luas wilayah yang di tempatinya.

                   
              2)   Kepadatan penduduk agraris, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan anatara jumlah rata-rata penduduk petani setiap 1 km2 luas lahan pertanian.
                   
              3)   Kepadatan fisiologis atau ekonomis, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk yang dapat dijamin kehidupannya setiap 1 km2  luas kesatuan lahan produktif.
                   

E. Kondisi Penduduk Indonesia Berdasarkan Bentuk Piramida Penduduknya
                           Piramida penduduk adalah grafik tentag penduduk yang berbentuk seperti piramida yang disusun atas dasar komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
      1.     Macam – macam Bentuk Piramida
              a.   Piramida Ekspansif (penduduk muda), yaitu pramida yang menggambarkan sebagain besar penduduk berada dalam kelompok umur muda. Jumlah kelahiran lebih tinggi dari pada jumlah kematian.
              b.   Piramida Konstruktif (penduduk tua), yaitu piramida yang menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dari pada penduduk tua. Jumlah kematian lebih besar dari pada kelahiran.
              c.   Piramida Stasioner (penduduk seimbang), yaitu piramida yang menggambarkan jumlah penduduk usia muda dan usia tua seimbang. Jumlah kelahiran dan kematian rendah sehingga jumlah penduduk tetap.
        2.   Piramida Penduduk Indonesia
                    Secara umum bentuk piramida penduduk Indonesia termasuk piramida penduduk ekspansif atau piramida bentuk limas, karena angka kelahiran cukup tinggi daripada angka kematian. Jumlah penduduk di Indonesia di ASEAN menempati urutan nomor satu sedangkang di dunia Indonesia menempati urutan ke empat setelah, RRC, India dan Amerika Serikat.
        3.   Manfaat Piramida Penduduk
              a.   Mengetahui pertumbuhan jumlah penduduk suatu Negara atau daerah.
              b.   Mengetahui jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
              c.   Mengetahui golongan penduduk produktif dan tidak produktif
              d.   Memprediksi jumlah penduduk suatu negera di masa depan.
        4.   Menghitung Sex Ratio dan Ratio beban ketergantungan.
                    Rasio adalah perbandingan antara penduduk menurut jenis kelamin dan berbagai gejala atau perangkat yang dapat dinyatakan dengan angka.
              a.   Rasio jenis kelamin (Sex Ratio), yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.

                   
                    Keterangan :
                    L        : Jumlah laki-laki
                    P        : Jumlah perempuan
           
            b.     Rasio beban tanggungan (dependency ratio), angka yang menyatakan perbandingan antara kelompok umur nonproduktif terhadap kelompok umur produktif. Usia produktif dari 15-64 tahun, sedangkan usia non produktif mulai dari 0-14 tahun dan diatas 65 tahun.

                   
      5.     Angka Usia Harapan Hidup
                    Angka adalah rata-rata tahun hidup yang dijalani oleh penduduk yang baru saja dilahirkan. Contohnya angka harapan hidup waktu lahir artinya rata-rata tahun kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir.
                    Manfaat mengetahui angka harapan hidup pada suatu umur tertentu merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial ekonomi penduduk di suatu Negara atau daerah tertentu.
      6.     Dampak Ledakan Penduduk dan Upaya Mengatasinya.
              a.   Beberapa permasalahan yang timbul akibat ledakan penduduk.
              1.   Ledakan penduduk tanpa di ikuti penyediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran.
              2.   Pengangguran menimbulkan kemiskinan.
              3.   Kemiskinan berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan penduduk.
              4.   Jika pendidikan dan kesehatan rendah berarti kualitas SDM menjadi rendah.
              5.   Jika kualitas rendah, berarti produktifitas penduduk rendah.
              6.   Jika produktivitas rendah, GNP juga rendah
              7.   Jika GNP rendah pembangunan nasional dan daya sing juga rendah.
              8.   Akibat lain memungkinkan banyak terjadi kriminalitas, perumahan kumu, dan lain-lain.
     
              b.   Beberapa usaha untuk mengatasi permasalahan penduduk akibat ledakan penduduk
              1.   Bidang Ekonomi
                    a)  Program intensifikasi pertanian
                    b)  Program pemerataan industri
                    c)  Pertumbuhan dan perkembangan industri kecil
              2.   Bidang Pendidikan
                    a)  Program wajib belajar
                    b)  Pertambahan penduduk
                    c)  Pendirian sekolah-sekolah formal
              3.   Bidang Kesehatan
                    a)  Program KB
                    b)  Penambhan fasilitas kesehatan seperti posyandu, puskesmas, poliklinik dan rumah sakit
                    c)  Program penyuluhan kesehatan masyarakat.

              4.   Bidang Persebaran Penduduk
                    Transmigrasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memeratakan kepadatan penduduk dengan cara memindahkan penduduk yang dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya. Di Indonesia, transmigrasi telah dilakukan pemerintah sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Transmigrasi dibagi menjadi 2 yaitu :
                    •     Transmigrasi umum, yaitu yang dilakukan oleh pemerintah baik prakarsa, pembiayaan maupun penempatannya.
                    •     Transmigrasi swakarsa berbantuan bila prakarsa oleh penduduk dan lainnya pemerintah dan swakarsa murni bila prakarsa dan pembiayaannya oleh penduduk sendiri.

        7.   Menyajikan Informasi Kependudukan dalam Bentuk Peta, Tabel dan Grafik
                    Data kependudukan yang telah disusun dalam bentuk table mudah dibaca dan dipahami. Biasanya data-data kepndudukan disusun berurutan ke bawah berdasarkan tema data tersebut.
                    Peta-peta yang menyajikan informasi kependudukan sering dinamakan peta statistik. Peta statistik untuk menyajikan informasi kependudukan biasanya digambarkan dengan tiga jenis simbola, yaitu titik (dot), warna (shading), dan aliran (flows).
                    Dari data kependudukan yang berupa angka-angka dapat ditampilkan dalam bentuk diagram atau grafik, akan lebih mudah lagi untuk membacanya. Bentuk-bentuk diagram yang digunakan untuk menyajikan data kependudukan meliputi tiga macam, yaitu diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran (piegraph).
                    Urutan dalam penyajian data kependudukan adalah sebagai berikut :
              a.   Menampilkan data berupa table penduduk
              b.   Garis table tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik
              c.   Dari table ditampilkan dalam bentuk tematik.

F.    Jenis-jenis Migrasi dan Faktor Penyebabnya
              Mobilitas penduduk adalah gerakan atau arus perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Mobilitas dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal disebut dengan perubahan status seseorang, sedangkan migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk khusunya mobilitas horizontal.
        1.   Migrasi (mobilitas permanen)
            a.     Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan antar negara. Migrasi Internasional di bedakan menjadi Imigrasi dan Emigrasi.
                    1)             Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke dalam suatu Negara lain dengan tujuan menetap di negara yang dituju.
                    2)             Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain dengan tujuan menetap di negara yang dituju.
                    3) Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk untuk kembali ke Negara asalnya.
            b.     Migrasi Nasional, yaitu proses perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
                    1)   Transmigrasi, yaitu perpindahan dari salah satu pulau/provinsi yang padat penduduknya untuk menetap di pulau/provinsi lain yang jaran penduduknya dalam wilayah negara. Adapun jenis-jenis transmigrasi antara lain, tansmigrasi local, swakarya, umum, sektoral, keluarga, spontan dan bedol desa.

                        Adapun tujuan pemerintah menggalngkan program transmigrasi, antara lain :
                    a) Meningkatkan taraf hidup rakyat
                    b) Meningkatkan pendidikan latihan kerja
                    c) Meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional
                    d) Memberi kesempatan kerja bagi petani yang memerlukan tanah

                    2)   Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar. Adapun faktor pendorong urbanisasi yang terdapat di desa antara lain :
                        1.   Lahan pertanian yang sempit
                        2.   Kurangnya lapangan kerja di desa
                        3.   Upah tenaga kerja di desa rendah
                        4.   Kurangnya fasilitas-fasilitas di desa
                        Sedangkan faktor penarik dari kota, antara lain :
                        1.   Kesempatan kerja di kota lebih luas
                        2.   Upah kerja dikota lebih tinggi
                        3.   Fasilitas di kota lebih banyak

                    3)   Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari perkotaan ke daerah pedesaan.

        2.     Mobilitas nonpermanan sirkuler
                     Migrasi sekuler adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tidak ada niat untuk menetap didaerah tujuan. Adapun jenis jenis migrasi sirkuler antara lain :
            a) Penglaju, yaitu perpindahan penduduk dari tempat tinggal asal menuju ke tempat tujuan yang dilakukan setiap hari pulang pergi untuk melakukan suatu pekerjaan.
            b)         Perpindahan penduduk musiman, maksudnya perpindahan yang dilakukan hanya bersifat sementara pada musim-musim tertentu.


Sumber : http://smpn1bba.blogspot.co.id/2012/11/bahan-ajar-kelas-8-bab-ii.html